JAKARTA, KOMPAS.com — Sebanyak 54 elemen massa yang tergabung dalam Gerakan Indonesia Bersih akan melakukan aksi damai di depan Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (28/1/2010), bertepatan dengan 100 hari berjalannya pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono.
Sekjen DPP Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Ton Abdillah Has di Jakarta, Selasa (26/1/2010), mengatakan, aksi massa tersebut setidaknya akan dihadiri sekitar 10.000 aktivis mahasiswa, pemuda, LSM, dan tokoh intelektual maupun agama.
"Aksi ini merupakan bentuk keprihatinan atas jalannya pemerintahan sekarang yang kami nilai belum memuaskan rakyat," ujarnya.
Sebagai salah satu penggagas Gerakan Indonesia Bersih (GIB), Ton Abdillah Has atas nama IMM menyatakan pula, aksi damai itu merupakan ekspresi kekecewaan terhadap pemerintahan sekarang.
"GIB menyerukan, seluruh eksponen bangsa yang peduli terhadap kondisi bangsa sekarang ini untuk bersama-sama turun ke jalan menyatakan sikapnya di seluruh Indonesia," tandasnya.
Ton Abdillah Has mengatakan, penilaian masyarakat terhadap pemerintahan saat ini antara lain terkait dengan persoalan upaya kriminalisasi pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) beberapa waktu lalu, kasus dana talangan (bail out) Bank Century, serta pemberlakuan Perjanjian Perdagangan Bebas RI-China sejak 1 Januari 2010 yang dinilai merugikan Indonesia.
Karena itu, menurut Ton Abdillah, dalam 100 hari, pemerintah dinilai belum bisa menjawab beberapa persoalan bangsa yang mendesak, seperti kemiskinan, pengangguran, jaminan kesehatan, pendidikan berkualitas, dan keadilan hukum untuk rakyat.
Atas pertimbangan obyektif itulah, ujar Ton Abdillah Has, 54 elemen rakyat yang tergabung dalam GIB akan menggelar aksi damai di depan Istana Merdeka pada 28 Januari.
Hal senada diungkapkan secara terpisah oleh Ketua Komite Rakyat Presidium Pusat Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia Muhammad Item.
"Kami tidak mengandalkan pada kuantitas massa, tapi lebih tertuju pada pengerahan kader serta aktivis agar rakyat bisa dengan tenang tetap menjalankan aktivitas kesehariannya membangun kehidupannya yang semakin terpuruk oleh berbagai kebijakan yang semakin membebani mereka," kata Muhammad Item.
Sumber : Kompas
0 komentar:
Posting Komentar